Pernahkah Anda memikirkan bagaimana suatu bangunan dirancang dan dibangun? Hal tersebut tentunya tidak mudah karena memerlukan site plan dan blueprint. Blueprint adalah salah satu komponen yang sering dijadikan pedoman oleh kontraktor dalam proyek konstruksi.
Oleh karena itu, keberadaan blueprint sangat penting dan sudah tidak asing dalam dunia properti. Namun, bagaimana contoh blueprint dan cara membuatnya? Jangan lewatkan penjelasan di bawah ini untuk mendapatkan jawabannya, ya.
Table of Contents
ToggleApa itu Blueprint?
Blueprint adalah rancangan atau rencana yang memuat detail gambar, teknik, arsitektur, dan struktur dari suatu proyek. Dalam dunia properti komersial atau nonkomersial, blueprint adalah rencana gambar bentuk bangunan di atas kertas biru lengkap dengan informasi rinci terkait ukuran, tata letak, dimensi, dan spesifikasi teknisnya.
Blueprint dapat dikatakan sebagai peta jalan atau landasan untuk mencapai tujuan, fokus, dan sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Pasalnya, informasi di dalam blueprint akan membantu kontraktor memastikan bahwa pelaksanaan konstruksi telah sesuai dengan ketetapan rencana.
Blueprint bisa dibuat secara manual dengan kertas dan pensil maupun menggunakan software CAD (Computer-Aided Design). Pada awalnya, pembuatan blueprint menggunakan metode cetak cyanotype yang menghasilkan salinan biru dari gambar asli.
Warna biru yang dihasilkan memudahkan pembacaan dan interpretasi gambar. Hal ini karena dapat memberikan kontras yang baik pada garis-garis hitam di dalam gambar rencana konstruksi. Inilah mengapa disebut dengan istilah blueprint dan masih digunakan sampai sekarang walaupun metode cetaknya sudah digantikan teknologi digital.
Pada dasarnya, blueprint tidak terbatas untuk satu bidang saja. Selain bidang properti, blueprint juga digunakan di bidang lainnya, seperti perancangan produk, pengembangan software, desain grafis, dan lain sebagainya.
Jenis-Jenis Blueprint
Di dalam lingkup konstruksi, terdapat beberapa jenis-jenis blueprint yang dikenal. Adapun jenis-jenis tersebut adalah sebagai berikut.
1. Blueprint Arsitektur
Blueprint ini dikenal sebagai jantung kreatif pada setiap proyek konstruksi. Blueprint arsitektur berfokus pada rincian tata letak bangunan, seperti penempatan ruangan, jendela, dinding, pintu, tangga, dan elemen arsitektur lainnya. Jenis blueprint ini bertujuan untuk menentukan tahapan, tampilan, dan nuansa akhir bangunan di dalam proyek konstruksi.
2. Blueprint Struktural
Jenis blueprint ini memiliki fokus pada detail konstruksi struktural bangunan, seperti balok, lantai, kolom, dinding, dan fondasi. Hal tersebut juga mencakup bentuk, dimensi, dan spesifikasi material untuk membangun struktur bangunan dengan kestabilan maupun kekuatan yang sesuai.
3. Blueprint Mekanik
Blueprint mekanik merincikan sistem mekanikal dalam bangunan, seperti sistem listrik, kebakaran, pemanas, pendingin udara (HVAC). Tidak hanya itu, ada pula perincian tentang sistem sanitasi, ventilasi, pipa air, dan sistem lainnya yang berkaitan dengan fasilitas mekanik.
4. Blueprint Elektrik
Jenis blueprint ini berfokus pada sistem listrik dalam suatu bangunan, termasuk penempatan switch, panel listrik, penerangan, stopkontak, jalur kabel, sistem keamanan, dan komponen elektrikal lainnya. Blueprint elektrik juga menggambarkan tata letak dan koneksi listrik yang dibutuhkan.
5. Blueprint Lanskap
Jenis blueprint ini merincikan tata letak elemen lanskap, seperti tempat parkir, taman, halaman, kolam renang, jalan setapak, dan area hijau. Hal tersebut memberikan panduan terkait penempatan dan desain elemen luar ruangan.
6. Blueprint Pemotongan dan Detail
Jenis blueprint ini berisi informasi detail mengenai bagian-bagian spesifik dari proyek konstruksi. Blueprint ini pun mencakup pemotongan horizontal, vertikal, detail konstruksi, koneksi, dan sambungan yang lebih mendalam.
Baca juga: Berapa Perkiraan Biaya Renovasi Rumah 2 Lantai? Yuk Simak!
Cara Membuat Blueprint
Terdapat beberapa cara yang bisa diterapkan dalam pembuatan blueprint pada proyek konstruksi. Adapun cara membuat blueprint adalah sebagai berikut.
1. Merancang Outline
Ketika membuat blueprint, Anda perlu melakukan riset informasi terkait objek atau bangunan yang akan dibangun. Kemudian, catatlah semua detail penting dan faktor yang mungkin perlu ditambahkan ke blueprint. Setelah itu, Anda bisa merancang outline dari informasi tersebut.
2. Mempertimbangkan Dimensi dan Skala
Selanjutnya, cara membuat blueprint adalah dengan mempertimbangkan dimensi dan skala yang tepat. Anda dapat memperkecil dimensi aktual dari lokasi. Sebagai contoh, dimensi 2 cm diubah menjadi 1 m.
Artinya, 2 cm di atas kertas mewakili 100 cm (1 m) dalam ukuran nyata (1:50). Tujuannya, agar dimensi aktual di lokasi bisa ditampilkan pada kertas dalam bentuk yang lebih mudah dipahami dalam perencanaan atau desain.
3. Menggambar Dinding dan Ruangan
Setelah garis besar dan dimensi selesai dikerjakan, Anda bisa mulai menggambar dinding bangunan. Kemudian, catatlah lokasi ruangan yang dialokasikan untuk balkon, garasi, basement, dan lain-lain.
Lalu, gambarlah dinding interior bangunan untuk membantu dalam memahami ukuran pasti di setiap ruangan. Tambahkanlah lokasi tangga, perlengkapan listrik, furnitur, sistem HVAC, jendela, dan detail lainnya ke dalam blueprint.
4. Berdiskusi dan Berkolaborasi
Jika keseluruhan detail penting sudah ditambahkan ke dalam blueprint, maka jangan lupa lakukan diskusi dan kolaborasi bersama tim konstruksi. Dalam tahap ini, pihak-pihak yang bersangkutan bisa memberikan masukan dan revisi positif guna menyempurnakan blueprint.
Contoh Blueprint
Dalam dunia properti, secara umum contoh blueprint adalah berupa masterplan. Masterplan yang dimaksud adalah perencanaan proyek skala besar atau kecil dengan informasi terperinci, mulai dari ukuran, bahan, lokasi, dan lahan.
Baca juga: Perbedaan Unfurnished, Semi Furnished, dan Fully Furnished
Demikian pemaparan informasi mengenai apa itu blueprint beserta jenis, cara membuat, dan contohnya. Perlu diketahui bahwa pembuatan blueprint tidak bisa dilakukan sembarangan. Jika merasa kesulitan, lebih baik berkonsultasi dengan pihak yang kompeten dan profesional.
Nah, jika Anda tertarik untuk membeli hunian dengan blueprint yang didesain oleh ahli yang memadukan fungsionalitas dan estetika, maka Hannam di Eco Town at Sawangan adalah pilihan yang cocok. Ada berbagai tipe rumah yang bisa langsung Anda pilih, seperti Luxe Maison (8×16 meter), Luxe Enclave (9×16 meter), dan Luxe Manor (10×16 meter).
Untuk saat ini, tipe rumah yang ready to book adalah Luxe Enclave. Anda bisa mendapatkan beragam fasilitas dari Luxe Enclave, mulai dari 2 carpark lot, kamar tidur 4+1, hingga kamar mandi 4+1+1. Selain itu, lingkungan Hannam di Eco Town at Sawangan sendiri sedang berkembang pesat sebagai township.
Lingkungan tersebut juga dilengkapi dengan area bisnis, F&B, dan fasilitas umum. Menarik sekali, bukan? Yuk, hubungi kami segera atau berkunjunglah ke show unit kami di Jl. Raya Bojongsari No. 18, Bojongsari Lama, Kec. Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat.
Baca juga: 5 Tips Membeli Properti yang Aman dan Menguntungkan